Amankah Pembalut Berpemutih?


Hoi para perempuan di luar sana pasti juga ikut cemas ya soal berita akhir-akhir ini yang banyak disharing di media sosial macam facebook mengenai pembalut mengandung klorin. Info ini katanya di temukan oleh YLKI, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, sebuah organisasi masyarakat yang tidak mengambil keuntungan atau nirlaba yang didirikan pada tanggal 11 Mei 1973.

Yes, indeed it's a true information. YLKI memang mempublikasikan temuan klorin pada pembalut  di link ini http://ylki.or.id/2015/07/hasil-uji-ylki-pembalut-dan-pantyliner-mengandung-klor/
Ada 9 merk pembalut dan 7 pantyliner yang diumumkan mengandung klorin.
Hasilnya bisa kamu buka sendiri ya guys di link itu, copas aja ke browser kamu.


Trus habis baca gitu kamu jadi khawatir kan. Tapi lalu info ini diredakan oleh Menkes bahwa pembalut yang beredar di Indonesia semua aman. seperti di http://www.rtv.co.id/read/news/5310/menkes-pembalut-yang-beredar-di-pasaran-aman-digunakan

Menkes menegaskan bahwa kadar klorin masih ambang batas aman dan selama tidak digunakan terlalu lama ya aman. Tapi kalau penjelasan gini doang ya ga puas lah.

Nah, sebelum kamu yakin aman atau engga pakai pembalut yang disebut YLKI itu dan mungkin merk lain, gimana kalau kita cari tahu dulu apa itu klorin.

KLORIN
Menurut http://www.sridianti.com/pengertian-klorin-dan-penggunaan-klorin-dalam-kehidupan.html dan https://id.wikipedia.org/wiki/Klor
Klorin adalah unsur yang umum di bumi, bahkan klor adalah pembentuk hampir semua kehidupan, termasuk manusia. Namun, klor dalam bentuk gas sangatlah beracun. Meski klor dalam bentuk cair atau padat lazim digunakan di pembersih dan pemutih pakaian.

Karena sifatnya yang juga disinfektan dan pengoksidasi unsur, klorin digunakan sebagai pemutih dan pembersih misalnya di industri kertas, industri plastik, obat-obatan dan juga pembersih kolam renang atau air minum. Dahulu banyak orang yang meninggal karena air minum kurang bersih dan tidak bebas dari bakteri, sehingga penyakit kolera dan tifus merajalela, tapi semenjak air bisa 'dibersihkan' dengan klorin yang dilepaskan dalam bentuk gas ke air minum, kejadian ini bisa ditekan dan menyelamatkan jutaan nyawa.

Bahkan kalau kamu pernah pergi ke kolam renang umum, pasti pernah mencium bau khas dan tertentu di air kolam. Itu adalah klorin yang digunakan sebagai pembersih/ disinfektan, supaya bakteri dan penyakit tidak berkembang dan masuk ke manusia yang berenang di air tersebut. Meski jumlahnya di air kolam tidak banyak, bisa jadi tetap menempel pada kulit manusia, jadi bersihkan badan secara teliti dan betul sebelum kamu pulang dan memegang makanan dengan tanganmu karena klorin berbahaya jika tertelan.

Tapi seperti juga senyawa kimia lain yang bermanfaat dan berbahaya, klorin sangat amat mencemari lingkungan dalam penggunaannya. Industri yang menggunakan pemutih sebagi pengolah limbahnya bisa mencemari air sungai dan berakibat panjang pada ikan serta organisme lain di sekitarnya, bahkan juga ke rantai makanan.

Dalam bentuk gas, terpapar klorin dalam jumlah yang rendah bisa menyebabkan batuk dan iritasi, karena sifatnya korosif, yaitu mengiritasi, mata, kulit dan saluran pernafasan. Apalagi jika jumlahnya tinggi, bisa menyebabkan penyempitan bronkus, kulit menjadi biru, dan membakar mata. Nah, jadi berhati-hatilah saat kamu memakai pemutih baju, karena gas dari cairan yang dituangkan tetap berbahaya untuk dihirup dan jangan dicampurkan dengan bahan pembersih lain yang mengandung amonia karena bisa membentuk gas beracun.

Klorin dan Pembalut?
Lalu hubungannya dengan pembalut gimana? Pembalut sekali pakai berisi kapas sebagai bahan baku utamanya. Kemungkinannya klorin di pembalut bisa ada karena kapas sebelumnya sudah diputihkan dengan gas klorin. Kalau memang proses pemutihan kapasnya dengan gas klorin, maka akan ada residu berupa dioksin. Alternatif lain, bisa saja diputihkan dengan Elemental Chlorine Free, yaitu bukan dalam bentuk gas tapi klorin dioksida, yang menghasilkan klorat. Dan yang paling sedikit bahkan hampir tidak ada residu adalah menggunakan Total Chlorine Free, dengan senyawa hidrogen peroksida.

KEPUTUSANMU,HIDUPMU
Nah, sekarang gimana keputusan kamu para perempuan apakah akan tetap menggunakan pembalut sekali pakai atau tidak pasti terserah masing-masing. Kalau menurut bu Menkes gapapa, katanya masih aman ya silahkan aja. Atau yang pindah ke 'model jadul', pakai handuk atau beli pembalut kain juga boleh.

Suka-suka deh, kesehatan kamu ya kamu aja yang ngerti. Yang penting info yang beredar itu dicerna baik-baik, sementara hasil akhirnya tetap di tangan kamu.

Okelah, thanks sudah mampir diblog ini

Happy Investigating

Related Posts

Posting Komentar